Sunshine Aquarium, Ikebukuro Japan. Worth it?

Hai hai hai 🙂

Time flies! tiba-tiba udah di penghujung tahun 2019, dan saat ini aku lagi winter break, kalo Desember tahun lalu aku pulang ke Indonesia, tahun ini cuma stay di Tokyo aja bersama dengan kejompoan akibat udara winter yang semakin dingin.. dinginnya tuh, menusuk sampe ke tulang……..

Nah, tapi salah satu temenku yang lagi kuliah di Jepang juga namanya Shinta (KL ITB 2012) main dari Nagoya ke Tokyo dan nginep beberapa hari di dormku, dan kita memutuskan buat main ke Sunshine Aquarium di Ikebukuro, Tokyo. Jarak si Aquarium ini dari dormku sebenernya deket banget, kayaknya less than 5 km, tapi belum pernah nih main kesini, dan Aquarium ini kayaknya kurang eksis di telinga turis asing. Terus kenapa akhirnya main kesana?Read More »

Tentang sakit di Jepang

Hi all 🙂

Di Jepang udah mau memasuki musim dingin, dan suhu udara Desember tahun ini jauh jauh lebih dingin dibandingkan tahun lalu, suhu udara yang tadinya masih di 14 derajat celcius tiba-tiba drop minggu lalu ke antara 6-8 derajat celcius. Dingiiiin banget..

Bulan November sampai awal Desember kemarin bisa dibilang salah satu bulan tersibuk aku karena..

  • Ada 2 conference, salah satunya di Indonesia, dan aku baru landing di Tokyo hari senin pagi jam 7, dan langsung ke kampus — cuma mampir ke dorm buat mandi dan naro koper. I swear I will not do this anymore.. sungguh melelahkan
  • Ada zemi yang research method aku berubah total di H-13 presentasi
  • Ada JLPT alias uji kemampuan bahasa jepang
  • Ada deadline laporan penelitian buat salah satu pemerintah Jepang
  • Lumayan banyak jalan-jalan karena mau liat daun2 musim gugur.. hehe

Karena aku ngerasa sehat-sehat aja, aku bolos minum vitamin, sarapan juga seadanya aja beli roti di sevel, sering makan yang instan instan karena emang sama sekali gak ada waktu– and I almost did not have time for myself on the weekend. Karena weekend pasti jalan, biasanya aku punya 1 hari day off atau malah sabtu minggu ya bener-bener day off diem di rumah buat cuci baju dan kerjaan domestik lain.. oiya! dan masak makanan Indonesia buat naikin mood 😛

Hari kamis kemarin tanggal 4-12-19, mulai berasa hidung mampet dan tenggorokan sakit, dan jumat kemarin tepar akhirnya setelah jadi guide buat anak-anak SMA yang lagi pertukaran pelajar ke kampusku, jam 2 siang akhirnya aku ambil half day off dari lab dan buru-buru ke klinik setelah reservasi via telefon.

NAH.. kalo sakit di Jepang, gimana ya?

Berdasarkan pengalamanku, aku pernah ke dua jenis klinik. Pertama adalah ke klinik yang full japanese dan kedua adalah dimana staff dan dokternya bisa ngomong bahasa inggris fluently! Mari aku ceritakan pengalamanku satu-satu..

  1. Klinik full japanese di dekat Korakuen Station: Datang tanpa reservasi dulu, dan harus isi formulir yang isinya tentu saja full kanji Jepang, jangan lupa juga untuk cek suhu tubuh di rumah (biar cepat isi formulirnya). Kemudian, langsung diperiksa dokter, anyway disini diperiksa gapake tiduran di kasur gitu.. cuma duduk aja. Selesai pemeriksaan, langsung bayar biaya konsultasi dan obatnya bisa ditebus di drug store terdekat (enggak gabung sama klinik yah)
  2. Klinik full english namanya Koishikawa International Clinic dekat Hakusan Station: Datang baiknya reservasi dulu via telefon, seluruh formulir dalam bahasa inggris, pemeriksaan sama aja kayak klinik yang full japanese, tapi obat bisa ditebus di klinik langsung.

Oh iya, mengenai harga.. totalnya sama aja kok (kalau enggak salah), untuk obat dan biaya konsultasi itu 1900 yen atau sekitar 200 ribu rupiah, itu karena aku punya kartu asuransi kesehatan Jepang jadi dapat potongan harga 🙂

Jaga kesehatan ya semuanya!