Lego dan Manusia

Hello world!

Wow, apakah sapaan-nya udah digital savvy banget? 😀 akhir akhir ini cukup sibuk sama project Digital di kantor, tapi disaat yang bersamaan, menyadari kalau ternyata hobi itu penting ya untuk bikin bahagia di tengah hiruk pikuk dunia ini 😛

Setelah melihat temanku hobi main Gundam, akhirnya jadi penasaran dan mau coba susun menyusun juga, tapi akhirnya aku memilih Lego. Alasan awalnya simpel, karena ada Lego edisi Disney Princess. Akhirnya minggu lalu aku coba beli Lego pertamaku edisi Beauty and The Beast.

Ketika menyusun Lego, jiwa overthinking ini mulai thinking out loud. Ada masanya aku kesulitan menyusun lego, karena ku pikir kepingan lego ini udah tepat– jika dilihat dari satu sisi, tapi ternyata waktu legonya ku putar, ini lego yang salah, dan tentulah ngga bisa dipasang.

Kalau lego ini adalah perspektif manusia, lucu ya. Terkadang kita melihat sesuatu hanya dari satu sudut pandang aja, dan kemudian merasa paling benar, padahal kita itu banyak tidak tahu-nya, dan kalau kita sering dengar:

“Kita bukan Tuhan, who am I to judge?”

Tapi sering juga terdengar, “Bukannya mau nge-judge nih.. tapi si A itu begini ga sih?” kalau engga mau ngejudge kenapa malah dilanjutin 😀 Terkadang lucu. Terkadang kita juga melihat sesuatu itu hitam-putih saja, seakan-akan tidak ada warna lain diantara itu, padahal ternyata beberapa hal tidak sesederhana itu.

Have a great weekend! 😀